Wednesday, December 23, 2009

The Light...


A Story By My Best Friend (Evan A.)

Dear, My Friends...

Christopher S. , L. Afriyadi

Dalam hidupku, mungkin ini adalah hal terburuk yg pernah aku alami. Aku kehilangan sebuah cahaya kehidupan dan cintaku. Seketika semua menjadi gelap dan tanpa arah. Ketika itu terjadi aku memutuskan untuk tetap melangkah mencari sebuah cahaya dari orang yg sangat kukasihi itu. Sebuah cahaya yang kupikir akan membuat semua menjadi jelas, membuat hidup ini menjadi penuh makna. Aku melangkah melintasi lembah-lembah gelap di dalam hatiku, mencari dan terus mencari secercah cahaya harapan itu. Akhirnya aku menjalani hidup yg gelap, mulai kehilangan arah, dan aku mulai lelah mencari. Kemudian di dalam kegelapan aku tertatih dan akhirnya aku jatuh ke lembah paling dalam di dasar hatiku. Sepi, sendiri, dan terluka, kehilangan semua daya yang aku miliki untuk bangkit, rasanya kaki yang lelah ini tidak mau lagi mengangkat tubuhku yang berat, tangan ini tidak bisa lagi meraih cita-cita yg ku impikan.

Aku menjadi tidak berdaya, aku menjadi lumpuh... Tetapi aku tidak mau menyerah! Sampai nyawa ini lepas dari tubuhku, aku akan terus mencarinya, mencari cahaya harapanku. Sampai satu ketika, aku benar-benar sudah tidak bisa bergerak walaupun aku ingin. Disaat itu aku bertanya,"Apakah hanya sampai di sini pencarianku..? Apakah aku sudah kehilangan semuanya..?". Aku terus mengulang pertanyaan itu dalam diriku, sampai akhirnya aku menjawab keraguan itu sendiri. "Ya! Semua sudah berlalu dan sudah tidak ada lagi yang tersisa dalam diriku. Semua sudah ku berikan untuk mengejar harapan itu", Ketika itu, aku bertanya lagi kepada diriku "Dimana cahaya itu berada..? Apakah benar cahaya itu masih ada..? Jauh sudah aku melangkah, tapi aku tidak pernah menemukannya".

Kemudian aku berfikir untuk melihat kebelakang dan melihat seberapa jauh aku telah melangkah dan itu membuatku terkejut. Ketika aku menolehkan kepalaku ke belakang ternyata dunia di belakangku penuh dengan cahaya dan warna. kenapa selama ini aku tidak menyadarinya..? Apakah selama ini aku terlalu pilu untuk merasakan cahaya yang hangat itu, atau aku terlalu arogan untuk melihat ke belakang..? Walaupun banyak darahku yang berceceran di sana, tapi dunia itu penuh warna, penuh dengan cahaya. Seketika itu juga aku meneteskan air mata dan tertawa...

Ternyata selama ini aku salah, salah mengharapkan sebuah cahaya yang bukan milikku. Dah aku terlalu sibuk melihat ke depan dan melupakan cahaya miliku sendiri yang mewarnai duniaku dibelakang sana. Hatiku terasa lega setelah melihat itu dan saat hatiku lega aku merasa takjub, rasanya semua tubuh yang penuh dengan luka ini kembali pulih tanpa sedikitpun luka dan semua kegelapan yang ada sirna saat itu juga, yang kuhadapi bukan lagi kegelapan, tapi sebuah cahaya putih yg siap untuk kuwarnai seterusnya, selama aku masih berada di dunia ini.

–Finished--


--When the cherry blossom of our heart bloom in grace
It will cover your sadness and fill away the valley of sorrow in your heart
The leaf of love will bring you a warm and soft light
Those will brightening your heart from darkness and lift your soul to the blue warm sky--


--When the rain has pouring to the earth
Then the land has a new hope of living
Because the pure water sweep away all the burden
And all the sadness of the land
So even in a hard time there always a new born, a new born of hope.--


Read more!

Thursday, December 3, 2009

Pemenang Tender Layanan Internet Kecamatan Wajib Pakai "Open Source"

Sumber Tulisan: KOMPAS, 3 Desember 2009

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar baik buat penggiat perangkat lunak komputer dengan sistem operasi terbuka atau open source. Permintaan agar pemerintah mewajibkan penggunaan open source di dalam negeri sejak beberapa tahun terakhir akhirnya bakal kesampaian.

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) merespons melalui rencana mewajibkan penggunaan open source. Sebagai bukti, Depkominfo akan mewajibkan penggunaan open source kepada para pemenang lelang tender penyediaan layanan internet di tingkat kecamatan.

Kewajiban itu tertuang dalam Peraturan Menkominfo Nomor 48/PER/M.KOMINFO/11/2009 tentang Penyediaan Jasa Akses Internet Pada Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi Internet Kecamatan atau yang lebih dikenal dengan USO internet kecamatan.

Salah satu ketentuan dalam aturan yang diteken Menkominfo Tifatul Sembiring pada 23 November 2009 itu menyatakan, penyedia Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) alias pusat sarana dan prasarana penyediaan jasa akses internet di ibu kota kecamatan yang dibiayai dana kontribusi USO harus mengutamakan penggunaan perangkat lunak berbasis open source.

"Untuk lebih meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, pemerintah juga mewajibkan penyedia PLIK untuk menggunakan belanja modal sekurang-kurangnya 35 persen untuk pembelanjaan produksi dalam negeri," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto, Kamis.

Menurut Gatot, ketentuan lebih lanjut mengenai PLIK akan diatur dalam dokumen lelang yang ditetapkan oleh Balai Telekomunikasi dan lnformatika Pedesaan (BTIP) Direktorat Jenderal Postel Depkominfo.

Akhir Oktober lalu, BTIP sudah melakukan evaluasi prakualifikasi tender USO internet kecamatan. Hasilnya, sebanyak enam dari 25 perusahaan yang dievaluasi dinyatakan tidak lulus prakualifikasi. Mereka yang tidak lolos adalah PT Cyber Network Indonesia (Mitra) yang mengajukan penawaran untuk empat paket pekerjaan, PT Inet Global Indo (satu paket), PT Nettocyber Indonesia (satu paket), PT Sejahtera Globalindo (dua paket), PT Total Info Kharisma (tiga paket), dan PT Core Mediatech (lima paket).

Adapun 19 perusahaan yang dinyatakan lolos antara lain PT Telkom, Indonesia Comnet Plus, PT Aplikanusa Lintas Arta, PT Pos Indonesia, PT Rahajasa Media Internet, PT Telkomsel, dan PT Netwave Multimedia (Mitra), yang mengajukan penawaran untuk mengerjakan sebelas paket. (Gentur Putro Jati/KONTAN)



Editor: wah


Read more!

Wednesday, November 4, 2009

Modem ZTE AC2710 di Slackware 13.0

Setelah kemarin meng-upgrade ke Slackware 13 (akhirnya ganti juga...), waktunya setting ulang koneksi internet saya dengan menggunakan modem Smart EV-DO. Terakhir pada waktu menggunakan Slackware 12.2, saya harus mengganti kernel saya ke versi di atas 2.6.28 agar dapat menggunakan modem ini karena masalah kompatibilitas. Senangnya di Slackware 13.0 sudah menggunakan kernel 2.6.29.6 jadi tidak usah mengganti kernel untuk menggunakan modem ini.

Seperti biasa layaknya usb-composite device yang lain, kita butuh utility 'usb_modeswitch' untuk mengganti fungsi usb composite tersebut. Setelah proses installasi 'usb_modeswitch', yang kita harus lakukan selanjutnya adalah menyesuaikan konfigurasinya agar sesuai dengan modem kita. Caranya, cari baris seperti di bawah ini :


########################################################
# ZTE AC2710 (EVDO)
#
# Contributor: Wasim Baig

;DefaultVendor= 0x19d2
;DefaultProduct= 0xfff5

;TargetVendor= 0x19d2
;TargetProduct= 0xfff1

#MessageEndpoint=0x05
;MessageContent="5553424312345678c00000008000069f010000000000000000000000000000"

# Just for information: try it with the message from the AC8710 ...


Jika tidak ditemukan baris seperti diatas, anda bisa tambahkan sendiri dan diubah menjadi seperti berikut :


########################################################
# ZTE AC2710 (EVDO)
#
# Contributor: Wasim Baig

DefaultVendor= 0x19d2
DefaultProduct= 0xfff5

TargetVendor= 0x19d2
TargetProduct= 0xfff1

MessageEndpoint=0x0a
MessageContent="5553424312345678c00000008000069f010000000000000000000000000000"

# Just for information: try it with the message from the AC8710 ...


Langkah selanjutnya adalah, saya membuat sebuah 'rules' pada '/etc/udev/rules.d/' bernama '62-zte-ac2710.rules' untuk mengganti fungsi modem setiap kali modem terhubung pada notebook saya. isi dari rules ini adalah :

SUBSYSTEM=="usb",SYSFS{idVendor}=="19d2",SYSFS{idProduct}=="fff5",GOTO="EVDO_CDMA_Modem"

LABEL="EVDO_CDMA_Modem"
RUN+="/usr/bin/usb_modeswitch && sleep 15"
RUN+="/sbin/modprobe -v usbserial vendor=0x19d2 product=0xfff1"
LABEL="EVDO_CDMA_Modem_End"


Jangan lupa restart service 'udev' setelah menambahkan rules di atas. Setelah itu, modem anda akan siap di pakai untuk koneksi dial-up smart 15 detik setelah modem terhubung pada port USB anda. Modem akan menjadi char device pada '/dev/ttyUSB0'.

Semoga membantu.
Salam...


Read more!

Saturday, October 10, 2009

Salut untuk Bapak Onno W. Purbo

Onno W. Purbo, itulah nama yang sangat populer di kalangan profesional IT Indonesia secara umum dan di kalangan profesional IT Indonesia open source khususnya. Beliau sangat banyak menyumbangkan tulisan dan tindakan untuk membuat dunia IT di Indonesia menjadi lebih baik.

Semua prestasi beliau banyak menginspirasi kalangan profesional dan aktivis IT Indonesia, termasuk saya sendiri. Dengan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dunia Informasi dan Teknologi di Indonesia bagi semua rakyat indonesia, khususnya kalangan menengah ke bawah, beliau banyak menyumbangkan pemikiran dan waktunya. Salah satu karya beliau yang cukup di kenal adalah antena luar nirkabel murah dikenal dengan nama 'wajanbolik'. Dengan adanya 'wajanbolik' seharusnya akses internet dapat dibagi-bagi dengan tetangga yang kurang mampu untuk membayar biaya bulanan internet yang kala itu masih relatif mahal.

Karena itu saya sangat mengaggumi Kang Onno (sapaan untuk Bpk. Onno). Seandainya cukup banyak orang di Indonesia yang mempunyai dedikasi memajukan dunia IT Indonesia untuk masyarakat seperti Kang Onno, niscaya dalam waktu yang relatif singkat bangsa kita dapat segera memiliki sumber daya manusia di bidang Teknologi Informasi yang handal dan bersaing dengan sumber daya manusia dari luar negeri.

Terima kasih Kang Onno, dan teruslah berkarya bagi bangsa Indonesia... Salute for Onno W. Purbo!!!


Read more!

Friday, October 9, 2009

Rusmanto Maryanto dan Linux: ILC, GCOS, RMS, Olimpiade Office, dll.

Read more...


Read more!

Migrasi Ke Open Source

Beberapa tahun belakangan ini, Microsoft sedang gencar-gencarnya melakukan razia terhadap software mereka yang di bajak. Tidak heran, karena di Indonesia kita ini, pelanggaran terhadap hak atas kekayaan intelektualitas. Meskipun begitu, penjual dan pengguna software-software bajakan ini masih tetap saja merasa nyaman dengan tindakannya. Bahkan diantara mereka ada yang tahu dan mengerti bahwa tindakan mereka merugikan orang lain.

Memang beberapa harga-harga software resmi belum terjangkau oleh masyarakat kita. Akan tetapi hal ini tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk membenarkan tindakan pembajakan,
Lalu bagaimana dengan perkembangan dunia Teknologi Informasi di Indonesia jika masyarakat kita memiliki sebuah dilema antara pembajakan dan daya beli? Mungkin salah satu alternatifnya adalah dengan migrasi ke open source.

Open source adalah sebuah gerakan moral komunitas pengguna komputer agar orang lain dapat menggunakan komputer terlepas dari seberapa besarnya daya beli, dan persetujuan-persetujuan pada saat membeli/menggunakan sebuah program. Hanya perlu sedikit usaha lebih untuk belajar dan mengenal software-software open source yang berbeda dengan software-software kepemilikan.

Dengan bermigrasi ke open source, setidaknya kita dapat membantu diri kita sendiri agar tidak takut dengan pelanggaran hukum, masyarakat karena dapat membantu memberikan software dan pertolongkan kepada orang lain yang membutuhkan software yang serupa, dan tidak lupa membantu memperbaiki generasi negara kita tercinta Indonesia.


Read more!

Pendidikan Open Source Sejak Dini

Beberapa hari yang lalu saya diminta oleh salah seorang teman saya untuk membantunya install linux di komputer tokonya. Teman saya ini pernah bermasalah dengan pihak yang berwajib akibat pelanggaran hak cipta program-program yang terpasang di komputernya. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menggunakkan linux.

Komputer di toko teman saya sengaja diletakan di bagian depan tokonya, sehingga orang lain dapat dengan mudah menggunakan komputer itu sebagai katalog barang-barang yang dijualnya. Saat itu saya install Slackware Linux di komputer itu. Singkat kata, setelah installasi saya memasangkan beberapa "pemanis" tampilan seperti themes dan tentunya compiz-effect.

Selama saya memasang "pemanis" tersebut ada seorang ibu-ibu paruh baya yang memperhatikan apa yang sedang saya lakukan. Tiba-tiba saja ibu itu mendekati saya dan bertanya kepada saya apakah OS yang saya gunakan adalah linux. Saya kaget kalau ternyata ibu itu tahu tentang linux. Saya menjawab iya, lalu bertanya kepada ibu itu apakah ia pengguna linux juga. Ternyata ibu itu menjawab kalau dia pemakai komputer juga dan selama ini hanya bisa menggunakan product Microsoft, dan ia tahu linux dari anaknya yang sekolah di salah satu sekolah swasta. Ibu itu juga menceritakan kalau saat ini di sekolah anaknya sedang diajarkan linux, dan ia sedang mencari seorang guru pembimbing untuk anaknya belajar linux. Wah... ini berita baik, akhirnya saya mendengar ada sekolah di sekitar tempat tinggal saya yang menggunakan linux. Saya menyatakan bersedia membantu anaknya belajar linux, karena saya juga ingin memperkenalkan linux di lingkungan tempat tinggal saya.

Beberapa hari setelah kejadian itu, saya juga mendapat kabar kalau sudah ada beberapa sekolah lain di lingkungan saya yang mempergunakan linux. Saya senang sekali mendengar kabar ini. Menurut saya, pendidikan open source harus dimulai sejak dini. Karena yang saya alami selama bersekolah, saya hanya diajarkan program-program 'proprietary' tertentu tanpa diberitahu kalau ada alternatif lain selain program 'proprietary'. Pada kenyataannya saat ini saya menggunakan program alternatif lain yang tidak kalah baiknya dengan program 'proprietary' untuk melakukan yang saya butuhkan dan dengan biaya yang jauh lebih terjangkau.

Karena latar belakang terserbut, maka muncul keinginan pribadi saya untuk memberikan pendidikan opensource sejak dini paling tidak di lingkungan saya sendiri. Karena dengan tahu mengenai opensource, kita jadi mempunyai 'pilihan' dalam menggunakan software dan tidak terkesan 'terpasksa menggunakan bajakan' karena tidak ada pilihan lain. Opensource memperlengkap pengetahuan kita tentang ke-'dua sisi mata uang' dalam dunia operating system dan software komputer. Selebihnya biar generasi yang kita didik menentukan mana yang baik dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Salam...


Read more!

Belajar Linux Sendiri

Awal perkenalan saya dengan linux adalah pada akhir tahun 2006. Waktu itu saya sebagai teknisi di sebuah toko komputer, sudah sangat jenuh menggunakan sistem operasi windows yang sudah hampir setiap hari saya hadapi. Karena terdorong oleh kebosanan yang saya rasakan, saya mencoba mencari tahun tentang sistem operasi yang lain.

Setelah mencari informasi dari 'Om Google' saya menemukan sistem operasi lain yang sedang dan terus berkembang, Linux. Sejak saat itu dimulailah petualangan saya di dunia linux. Distribusi linux yang pertama saya gunakan adalah Mandrake linux (sekarang dikenal dengan nama mandriva).

Sebagai newbie yang tidak mempunyai koneksi internet saat itu, saya akhirnya putus asa dengan linux. Masalahnya saat itu adalah saya tidak bisa memutar format lagu mp3 karena pada distribusi mandrake codec mp3 tidak terdapat secara default dan saya tidak tahu harus bertanya kepada siapa.

Kira-kira setahun yang lalu, saya bertemu dengan seorang teman smu yang ternyata pernah menggunakan linux. Dan saya dapat informasi dari dia, kalau ingin mahir menggunakan linux gunakan lah slackware. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk mendalami linux karena rasa ingin tahu.

Ketika mendapatkan CD instalasi slackware dari sebuah majalah, kami mencoba instalasi slackware di komputer kami masing-masing. Saya ingat CD yang kami gunakan adalah CD Slackware linux 12.0. Dengan mengandalkan kemampuan bahasa inggris, kami berhasil melakukan instalasi slackware. Betapa terkejutnya kami setelah melakukan instalasi slackware, tampilannya seperti jaman MSDOS. Hanya text hitam putih... Beruntung saat itu kami sudah mempunyai koneksi internet, kami berhasil menemukan sebuah buku sakti berjudul 'Slackbook'.
Kami print semua halaman dari e-book yang kami dapat tersebut. Dari situ kami berhasil menggunakan linux.

Dari sejak mandrake sampai slackware, dan akhirnya hampir semua distribusi linux yang besar sudah kami coba dan bisa kami gunakan. Kami tidak mempunyai tempat bertanya kecuali internet dan buku-buku yang kami punya. Akhirnya kami sekarang dapat memegang sistem informasi di salah satu perusahaan konsultan engineering, dan karena kami menggunakan linux untuk semua server mereka, mereka dapat mengirit biaya beberapa puluh juta.

Kesimpulan :
Modal dasar untuk bisa menggunakan linux adalah :
- Mau mencoba
- Mau belajar
- Bertekad kuat
- Dan tentunya bahasa inggris yang cukup baik.
Jika mempunyai modal seperti di atas, saya jamin, linux bukanlah hal yang sesusah seperti yang anda bayangkan. Sebaliknya anda akan menemukan sebuah sistem operasi yang sesuai dengan diri anda dan kreatifitas anda.

Semoga Membantu


Read more!

Friday, September 4, 2009

Slackware 13 is now Released!

After one of the most intensive periods of development in Slackware's history,
the long awaited stable release of Slackware 13.0 is ready. This release
brings with it many major changes since Slackware 12.2, including a completely
reworked collection of X packages (a configuration file for X is no longer
needed in most cases), major upgrades to the desktop environments (KDE version
4.2.4 and Xfce version 4.6.1), a new .txz package format with much better
compression, and other upgrades all around -- to the development system,
network services, libraries, and major applications like Firefox and
Thunderbird. We think you'll agree that this version of Slackware was worth
the wait. Also, this is the first release of Slackware with native support
for the 64-bit x86_64 architecture! Major kudos to Eric Hameleers for all of
his work, especially on the 64-bit port.

More details may by found in the official announcement and in the release notes.

Please consider supporting the Slackware project by picking up a copy of the Slackware 13.0 release from the Slackware Store. The discs are off to replication, but we're accepting pre-orders for the official 6 CD set and the DVD. The CD set is the 32-bit x86 release, while the DVD is a special edition dual-sided disc with the 32-bit x86 release on one side and the 64-bit x86_64 release on the other. And, we still have T-shirts and other Slackware stuff there, so have a look around. Thanks to our subscribers and supporters for keeping Slackware going all these years.

Thanks are again due to the Slackware crew, the developers of slackbuilds.org, the community on linuxquestions.org, Slackware IRC channels, and everyone else who helped out with this release.

Have fun, and enjoy the new stable release!

Pat and the Slackware crew

From : http://www.slackware.com/


Read more!

Wednesday, September 2, 2009

Lomba Blog Open Source

Lomba Blog Open Source

Untuk menyukseskan gerakan "Indonesia, Go Open Source! (IGOS)" dan Seminar Open Source Software (OSS) III Tahun 2009, Pusat Penelitian Informatika (P2I) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan Lomba Blog Open Source, yaitu lomba menulis sebuah artikel di blog dengan tema “open source”. Peserta lomba ini tidak dipungut biaya (gratis) dan pemenang lomba blog ini mendapat hadiah uang jutaan rupiah.


Syarat Peserta

  • Blog yang dilombakan dapat berupa blog dengan hosting gratis (Wordpress.com, Blogger.com, dan sebagainya) atau hosting berbayar.
  • Blog dapat merupakan blog yang baru dibuat atau blog yang sudah ada sebelum adanya lomba ini.
  • Blog merupakan blog pribadi yang milik perorangan (WNI), individu atau kelompok.
  • Blog bisa diakses lewat internet oleh masyarakat Indonesia secara umum.
  • Isi blog secara keseluruhan tidak berisi SARA atau hal lain yang melanggar norma kesusilaan, hukum, termasuk hak cipta.
  • Peserta harus menulis dan mempublikasikan minimal satu buah artikel dengan tema "open source".
  • Adanya artikel lain yang isinya berhubungan dengan "open source" akan menjadi nilai tambah dalam penilaian.
  • Blog boleh menerbitkan artikel lain yang tidak diikutkan lomba ini tanpa batasan apapun.

Syarat Artikel yang Dikutkan Lomba

  • Isi artikel bebas dengan tema open source.
  • Gaya bahasa bebas (formal, gaul, serius, atau humor).
  • Artikel harus original, tidak boleh copy-paste atau meniru sumber lain.
  • Di dalam artikel yang diikutkan lomba (boleh di bagian mana saja) harus dicantumkan kalimat:
Tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba Blog Open Source P2I-LIPI dan Seminar Open Source P2I-LIPI 2009.

Lengkap dengan link ke arah (seperti contoh di atas)
  • http://www.informatika.lipi.go.id/seminar/lombablog/, dan
  • http://www.informatika.lipi.go.id/seminar/
  • Artikel yang diikutkan lomba harus diterbitkan dalam bulan Agustus, September, atau Oktober 2009.
  • Artikel lain (yang tidak diikutkan lomba atau di luar tema open source) boleh diterbitkan kapan saja.
  • Artikel yang diikutkan lomba tidak boleh dihapus sampai tanggal pelaksanaan Seminar Open Source 2009 P2I LIPI (7 November 2009).
  • Segera setelah artikel diterbitkan, artikel harus didaftarkan lomba dengan cara mengirimkan alamat (URL) artikel ke email: semnas[at]informatika.lipi.go.id cc/tembusan ke seminarlipi[at]gmail.com, disertai dengan identitas pemilik blog (Nama, tempat/tanggal lahir, alamat, pekerjaan), dan deskripsi singkat mengenai isi blog tersebut, paling lambat tanggal 1 November 2009.

Contoh Artikel

Isi artikel yang diikutkan lomba blog ini adalah bebas, tergantung kreativitas pemilik blog, berikut ini hanya merupakan contoh artikel yang bisa diikutkan lomba blog Open Source:

  • Keuntungan menggunakan Open Source
  • Tutorial mengenai Linux (Distro bebas) atau sistem operasi Open Source yang lain
  • Tutorial mengenai program Open Source apapun
  • Tutorial migrasi open source
  • Karikatur atau kartun mengenai open source
  • Sebuah cerita pendek dengan tema open source
  • Pengalaman memakai open source
  • Pengalaman menginstall open source
  • Tips dan Trik menggunakan open source
  • Pemikiran mengenai masa depan Open Source di Indonesia
  • Dan lain sebagainya

Kriteria Penilaian

  • Kualitas isi artikel
  • Kreativitas
  • Originalitas
  • Kontinutias penerbitan artikel
  • Isi blog secara keseluruhan

Ketentuan Lain

  • Dewan juri adalah Peneliti dan Praktisi Open Source dari Pusat Penelitian Informatika LIPI.
  • Sivitas P2I LIPI tidak diperkenankan mengikuti lomba blog ini.
  • Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.
  • Pemenang akan diumumkan ke publik pada saat pelaksanaan seminar pada tanggal 7 November 2009 dan pada website seminar P2I LIPI (http://www.informatika.lipi.go.id/seminar/).

Hadiah

Blog yang menjadi juara dalam lomba blog ini akan diumumkan dalam Seminar Open Source P2I LIPI, dan pemilik blog akan mendapatkan tiket gratis mengikuti seminar, sertifikat, dan mendapatkan hadiah:

  • Penghargaan Blog Terbaik untuk kategori umum: Rp 2.000.000
  • Penghargaan Blog Terbaik untuk kategori pelajar: Rp 2.000.000
  • Penghargaan Blog Kreatif: Rp 1.000.000
Untuk lebih lengkap anda dapat mengunjungi situs http://www.informatika.lipi.go.id/seminar/main.php?feature=webnav&key=lomba_blog


Read more!

Global Conference on Open Source at Jakarta.

Sejak menjadi pengguna open source dan mulai memahami dunia open source, saya sangat kagum dan ingin sekali bertemu dengan tokoh-tokoh open source dunia. Sebut saja nama-nama yang sudah sangat terkenal di dunia open source seperti Richard Stallman, Eric S. Raymond, dan tentunya Linus Torvalds. Beliau-beliau ini mempunyai prestasi dan andil yang besar dalam penggembangan GNU/Linux dan Open Source.

Karena menurut saya, Open Source adalah pilihan 'jalan hidup' kita yang berkecimpung di dunia Teknologi Informasi sekarang ini. Open Source mengajarkan bagaimana kita dapat saling membangun sebagai sebuah masyarakat (IT Khususnya) di tengah kekurangan dengan saling berbagi dan saling melengkapi. Mulai dari menyediakan kode sumber perangkat lunak kita agar orang lain dapat dengan mudah menggunakan, memperbaiki dan bahkan menyempurnakan sebuah perangkat lunak. Tidak hanya itu, open source juga merupakan strategi marketing yang menurut saya cukup baik. Sebuah perangkat lunak yang dikembangkan dengan baik dan open source, membuat perangkat lunak semakin di kenal masyarakat melalui mulut ke mulut karena ke-'bebas'-annya untuk berbagi dengan orang lain.

Pada kesempatan kali ini, tepatnya 26-27 Oktober 2009, Global Conference on Open Source akan di adakan di Jakarta. Dengan salah satu pembicaranya ada Linus Torvalds sendiri, ini adalah kesempatan yang saya nanti-nanti kan untuk dapat memulai lebih aktif di open source untuk Indonesia khususnya. Untuk informasi lebih lengkap tentang Global Conference on Open Source ini, silahkan kunjungi alamat ini, GCOS 2009.

Semoga dengan adanya Global Conference on Open Source ini, bangsa Indonesia dapat belajar bahwa di luar sana ( dunia Teknologi Informasi ) masih ada pilihan lain dengan kelebihan dan kekurangannya dan bukan hanya tergantung pada sebuah KEBIASAAN.

Ayo Indonesia, Go Open Source !


Read more!

Wednesday, July 22, 2009

Setting Smart Modem EV-DO di Slackware 12.2

Hari senin 20 juli 2009 saya mendapatkan hadiah sebuah modem Smart EVDO dari salah seorang sahabat saya. Sejujurnya saya hanya mencoba cara cepat untuk dapat mengunakan modem ini. Pertama kali saya pasang modem Smart dengan chipset ZTE AC2767 pada notebook saya dengan sistem operasi Slackware Linux 12.2 (kernel 2.6.27-7-smp), modem usb composite ini terdeteksi sebagai CD-Rom (ZeroCD). Pengalaman saya dengan beberapa modem usb pada Linux, membuat saya mengetahui kalau modem usb ini membutuhkan sebuah software controller untuk mengganti modus usb dari ZeroCD menjadi USB-Serial yaitu usb_modeswitch. Namun bahkan dengan usb_modeswitch versi terbaru pun, usb modem ini selalu terputus.

Setelah beberapa saat mencari informasi dari sesama pengguna open-source indonesia dan google, modem EVDO ini membutuhkan konfigurasi kernel yang belum ada pada kernel 2.6.27-7 yang saya gunakan saat itu. Akhirnya saya pun memutuskan untuk mengganti kernel Slackware Linux saya menjadi kernel Linux stabil saat itu yaitu 2.6.30.2-smp. Setelah proses kompilasi kernel baru saya selesai saya langsung mencoba modem usb ini.

Awal-awalnya usb modem ini dikenali sebagai USB-Cdrom seperti diatas. Namun setelah saya menjalan kan usb_modeswitch sesuai dengan kode vendor dan kode produk modem ini (#usb_modeswitch -v 19d2 -p fff5 -V 19d2 -P fff1) dan melihat dmesg, kali ini semua controller usb serial pada modem usb ini terdeteksi dengan baik. Ada 4 alat usb-serial pada modem ini yang terdeteksi, biarpun saya tidak tahu semua fungsinya dengan baik, namun setelah di coba satu persatu akhirnya saya tahu bahwa usb serial modem tersebut terletak pada /dev/ttyUSB0.

Setelah menunggu beberapa saat, dan ternyata masalah modem terputus itu tidak terjadi.
Langsung saya coba mengkonfigurasi KPPP untuk dial-up koneksi menggunakan jalur CDMA. Coba koneksi, dan semua berjalan dengan baik. Sampai pada saat menulis artikel ini pun saya masih menggunakan modem usb ini. Hanya kendalanya dengan jalur CDMA, sampai saat artikel ini ditulis, saya masih belum menemukan cara untuk memantau kondisi signal CDMA selain pada pertama kali menjalankan koneksi dengan perintah modem AT+CSQ / dengan konsol serial. Dan 1 lagi pertanyaan saya, mengapa pada packaging USB modem ini tidak terdapat tanda yang menyatakan modem ini support untuk sistem operasi linux..?


Read more!

Friday, July 3, 2009

Aku menangis enam kali untuk adikku...

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan diriku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya.

Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"

Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun.

Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.

Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya merengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..."

Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."

Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya.

"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan, saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:

"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?

Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"

Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.

"Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!"

Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya.

"Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.

"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."

Di tengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Berkali-kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.

Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan menjadi buah bibir orang?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"

"Mengapa membicarakan masa lalu?"

Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?"

Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.

"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.

Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih kepadanya adalah adikku."

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.




Read more!

Wednesday, June 10, 2009

Linkedin.com with D-Link DSL-520T Routers.

Today my boss asked me why did he cannot accept the invitation of his friend on 'linkedin.com'. And I said to him that I had no account on linkedin.com, I would make one and see what's causing the problem.

After sign up process I was asked to confirm via email, and when process start, the confirmation page couldn't load at all. It was because the confirmation page was using HTTPS, and some how only 'https://www.linkedin.com'' that cannot load. Other 'https' pages was load without any problem.

After googling for about an hour, I've found that my router which is D-Link 520T has a default firewall rules that change the TCPMSS. Now I don't want to explain what is TCPMSS, but that was the cause why https://www.linkedin.com page could not be loaded.

I login to the router using my linux box. This is how to do i :

1. $telnet
2. Login using the same account as the web interface.
3. then you had the root shell of the D-Link router.
4. #iptables -L FORWARD (remember that Linux IS case sensitive.)
5. You will see something like this
#iptables -L FORWARD
Chain FORWARD (policy ACCEPT)
target prot opt source destination
TCPMSS tcp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 tcp flags:0x06/0x02 TCPMSS set 1360
ACCEPT all -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 state RELATED,ESTABLISHED
DROP tcp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 tcp dpt:23
DROP tcp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 tcp dpt:21
DROP tcp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 tcp dpt:20
ACCEPT udp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 udp dpt:500
DROP tcp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 tcp dpt:53
DROP udp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 udp dpt:53
DROP udp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 udp dpt:67
DROP udp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 udp dpt:520
ACCEPT 2 -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0
DROP icmp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 icmp type 8 state NEW
DROP all -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0

6. Find and delete the this line :
TCPMSS tcp -- 0.0.0.0/0 0.0.0.0/0 tcp flags:0x06/0x02 TCPMSS set 1360
Using command :
#iptables -D FORWARD .
on the example above.
#iptables -D FORWARD 1

7. Try to login to linkedin.com and it will load without problem.

There's still one problem, this is my prediction only, but the firewall rules will be reset everytime the router restart. This mean that we have to do it everytime after the router is restarted.

Good Luck.


Read more!

Tuesday, May 26, 2009

1 Litre of Tears... More than just a movie...

I never thought that my life would be affected so much by a movie, but it does. '1 Litre of Tears', that's the title of the movie that makes me realize what's the meaning of live and how to be a better man.

The movie was based on a true story about a girl named Kitou Aya. She got a disease called Spinocereberral Degeneration Disease and until now there's no known cure for this cruel disease. This disease makes a person to slowly lose control over his body, every basic human abilities. And this girl, who was 15th years old when she got this disease, fought for her life and still try to help others until the very last moment of her life.

At the first time she got this disease, she did not have any reason to live, cause she felt that she was only waited for her time. But after that, she had found the meaning of life because of this disease too. And she shared about what she had found to everyone through her diary.

This movie shared many of Aya's thought about live and how she faced her 'world' after she got that disease. On of her words that influence me so much was:

People shouldn't dwell on the past. It's enough to try your best in all that you're doing now.

Only by a simple words like this, I was realize that I must go on and I realize that past failures should make better next time.


Read more!