Wednesday, December 23, 2009

The Light...


A Story By My Best Friend (Evan A.)

Dear, My Friends...

Christopher S. , L. Afriyadi

Dalam hidupku, mungkin ini adalah hal terburuk yg pernah aku alami. Aku kehilangan sebuah cahaya kehidupan dan cintaku. Seketika semua menjadi gelap dan tanpa arah. Ketika itu terjadi aku memutuskan untuk tetap melangkah mencari sebuah cahaya dari orang yg sangat kukasihi itu. Sebuah cahaya yang kupikir akan membuat semua menjadi jelas, membuat hidup ini menjadi penuh makna. Aku melangkah melintasi lembah-lembah gelap di dalam hatiku, mencari dan terus mencari secercah cahaya harapan itu. Akhirnya aku menjalani hidup yg gelap, mulai kehilangan arah, dan aku mulai lelah mencari. Kemudian di dalam kegelapan aku tertatih dan akhirnya aku jatuh ke lembah paling dalam di dasar hatiku. Sepi, sendiri, dan terluka, kehilangan semua daya yang aku miliki untuk bangkit, rasanya kaki yang lelah ini tidak mau lagi mengangkat tubuhku yang berat, tangan ini tidak bisa lagi meraih cita-cita yg ku impikan.

Aku menjadi tidak berdaya, aku menjadi lumpuh... Tetapi aku tidak mau menyerah! Sampai nyawa ini lepas dari tubuhku, aku akan terus mencarinya, mencari cahaya harapanku. Sampai satu ketika, aku benar-benar sudah tidak bisa bergerak walaupun aku ingin. Disaat itu aku bertanya,"Apakah hanya sampai di sini pencarianku..? Apakah aku sudah kehilangan semuanya..?". Aku terus mengulang pertanyaan itu dalam diriku, sampai akhirnya aku menjawab keraguan itu sendiri. "Ya! Semua sudah berlalu dan sudah tidak ada lagi yang tersisa dalam diriku. Semua sudah ku berikan untuk mengejar harapan itu", Ketika itu, aku bertanya lagi kepada diriku "Dimana cahaya itu berada..? Apakah benar cahaya itu masih ada..? Jauh sudah aku melangkah, tapi aku tidak pernah menemukannya".

Kemudian aku berfikir untuk melihat kebelakang dan melihat seberapa jauh aku telah melangkah dan itu membuatku terkejut. Ketika aku menolehkan kepalaku ke belakang ternyata dunia di belakangku penuh dengan cahaya dan warna. kenapa selama ini aku tidak menyadarinya..? Apakah selama ini aku terlalu pilu untuk merasakan cahaya yang hangat itu, atau aku terlalu arogan untuk melihat ke belakang..? Walaupun banyak darahku yang berceceran di sana, tapi dunia itu penuh warna, penuh dengan cahaya. Seketika itu juga aku meneteskan air mata dan tertawa...

Ternyata selama ini aku salah, salah mengharapkan sebuah cahaya yang bukan milikku. Dah aku terlalu sibuk melihat ke depan dan melupakan cahaya miliku sendiri yang mewarnai duniaku dibelakang sana. Hatiku terasa lega setelah melihat itu dan saat hatiku lega aku merasa takjub, rasanya semua tubuh yang penuh dengan luka ini kembali pulih tanpa sedikitpun luka dan semua kegelapan yang ada sirna saat itu juga, yang kuhadapi bukan lagi kegelapan, tapi sebuah cahaya putih yg siap untuk kuwarnai seterusnya, selama aku masih berada di dunia ini.

–Finished--


--When the cherry blossom of our heart bloom in grace
It will cover your sadness and fill away the valley of sorrow in your heart
The leaf of love will bring you a warm and soft light
Those will brightening your heart from darkness and lift your soul to the blue warm sky--


--When the rain has pouring to the earth
Then the land has a new hope of living
Because the pure water sweep away all the burden
And all the sadness of the land
So even in a hard time there always a new born, a new born of hope.--


Read more!

Thursday, December 3, 2009

Pemenang Tender Layanan Internet Kecamatan Wajib Pakai "Open Source"

Sumber Tulisan: KOMPAS, 3 Desember 2009

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar baik buat penggiat perangkat lunak komputer dengan sistem operasi terbuka atau open source. Permintaan agar pemerintah mewajibkan penggunaan open source di dalam negeri sejak beberapa tahun terakhir akhirnya bakal kesampaian.

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) merespons melalui rencana mewajibkan penggunaan open source. Sebagai bukti, Depkominfo akan mewajibkan penggunaan open source kepada para pemenang lelang tender penyediaan layanan internet di tingkat kecamatan.

Kewajiban itu tertuang dalam Peraturan Menkominfo Nomor 48/PER/M.KOMINFO/11/2009 tentang Penyediaan Jasa Akses Internet Pada Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi Internet Kecamatan atau yang lebih dikenal dengan USO internet kecamatan.

Salah satu ketentuan dalam aturan yang diteken Menkominfo Tifatul Sembiring pada 23 November 2009 itu menyatakan, penyedia Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) alias pusat sarana dan prasarana penyediaan jasa akses internet di ibu kota kecamatan yang dibiayai dana kontribusi USO harus mengutamakan penggunaan perangkat lunak berbasis open source.

"Untuk lebih meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, pemerintah juga mewajibkan penyedia PLIK untuk menggunakan belanja modal sekurang-kurangnya 35 persen untuk pembelanjaan produksi dalam negeri," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto, Kamis.

Menurut Gatot, ketentuan lebih lanjut mengenai PLIK akan diatur dalam dokumen lelang yang ditetapkan oleh Balai Telekomunikasi dan lnformatika Pedesaan (BTIP) Direktorat Jenderal Postel Depkominfo.

Akhir Oktober lalu, BTIP sudah melakukan evaluasi prakualifikasi tender USO internet kecamatan. Hasilnya, sebanyak enam dari 25 perusahaan yang dievaluasi dinyatakan tidak lulus prakualifikasi. Mereka yang tidak lolos adalah PT Cyber Network Indonesia (Mitra) yang mengajukan penawaran untuk empat paket pekerjaan, PT Inet Global Indo (satu paket), PT Nettocyber Indonesia (satu paket), PT Sejahtera Globalindo (dua paket), PT Total Info Kharisma (tiga paket), dan PT Core Mediatech (lima paket).

Adapun 19 perusahaan yang dinyatakan lolos antara lain PT Telkom, Indonesia Comnet Plus, PT Aplikanusa Lintas Arta, PT Pos Indonesia, PT Rahajasa Media Internet, PT Telkomsel, dan PT Netwave Multimedia (Mitra), yang mengajukan penawaran untuk mengerjakan sebelas paket. (Gentur Putro Jati/KONTAN)



Editor: wah


Read more!